Dalam upaya memperkuat kesiapan perguruan tinggi menghadapi perubahan kebijakan penjaminan mutu, APTISI Wilayah VI Jawa Tengah menyelenggarakan Workshop Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi pada Sabtu, 11 Oktober 2025. Kegiatan ini menjadi wadah bagi pimpinan dan pengelola perguruan tinggi untuk memahami arah kebijakan terbaru sebagaimana diatur dalam Permendiktisaintek Nomor 39 Tahun 2025 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.
Workshop ini menghadirkan dua narasumber dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), yakni Prof. Dr.rer.nat. Imam Buchori, Ketua Majelis Akreditasi, dan Prof. Ari Purbayanto, Ph.D., Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT. Melalui paparan keduanya, peserta diajak memahami perubahan substansial dalam sistem akreditasi nasional, termasuk tuntutan baru terhadap perguruan tinggi agar mampu membangun sistem penjaminan mutu internal yang efektif, berkelanjutan, dan berbasis data.
Sejalan dengan tema utama yang diangkat, eCampuz turut memberikan perspektif mengenai pentingnya digitalisasi sistem penjaminan mutu melalui aplikasi eSPMI, yang dirancang untuk membantu kampus beradaptasi dengan ketentuan Permendiktisaintek 39/2025.
Kolaborasi untuk Meningkatkan Kesadaran Budaya Mutu
Melalui partisipasi ini, eCampuz berkesempatan memperkenalkan eSPMI, aplikasi penjaminan mutu terintegrasi yang membantu perguruan tinggi menerapkan siklus PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan) secara digital. Solusi ini dirancang agar sejalan dengan semangat continuous quality improvement (CQI) atau perbaikan mutu berkelanjutan yang menjadi penekanan utama dalam paparan Prof. Ari Purbayanto.
Dalam sesi interaksi dengan peserta, tim eCampuz mendapati bahwa banyak perguruan tinggi, khususnya PTS kecil dan menengah, masih menghadapi tantangan mendasar terkait kesadaran akan budaya mutu dan kesulitan dalam implementasi sistem penjaminan mutu yang berkelanjutan. Sebagian besar kampus masih fokus pada upaya menjaring mahasiswa baru sebagai sumber utama pemasukan, sementara aspek mutu internal belum mendapatkan perhatian proporsional.
Melalui kegiatan ini, eCampuz berupaya membantu perguruan tinggi melihat bahwa sistem penjaminan mutu bukanlah beban administratif, melainkan fondasi penting dalam membangun tata kelola yang sehat dan berdaya saing.
eSPMI, Solusi Digital yang Relevan dengan Permen Baru
Paparan Prof. Imam Buchori menegaskan bahwa penjaminan mutu kini harus berbasis data dan terintegrasi dengan sistem nasional seperti PDDikti, serta mendukung akreditasi berbasis bukti (evidence-based accreditation). Menjawab kebutuhan tersebut, eSPMI hadir sebagai solusi yang mampu menghubungkan data mutu internal kampus dengan data akademik dan pelaporan ke PDDikti secara otomatis.
Dengan integrasi tersebut, perguruan tinggi dapat:
- Menyusun dokumen SPMI yang sesuai dengan standar nasional dan kebutuhan akreditasi BAN-PT maupun LAM,
- Memantau pelaksanaan PPEPP secara digital dan terdokumentasi,
- Menghubungkan hasil evaluasi dengan data akademik dan kegiatan tridharma, serta
- Memastikan setiap unit kerja terlibat aktif dalam proses peningkatan mutu berkelanjutan.
Solusi ini mendukung implementasi empat kriteria utama penilaian mutu yang dijelaskan dalam materi Prof. Ari Purbayanto, yakni Culture (Budaya Mutu), Relevance (Relevansi), Accountability (Akuntabilitas), dan Mission (Konsistensi Misi). Melalui eSPMI, kampus dapat membangun budaya mutu yang kolaboratif, memastikan relevansi tridharma dengan kebutuhan masyarakat, serta menjaga akuntabilitas pelaporan yang transparan dan terdokumentasi.
Menyambut Sistem Akreditasi Baru
Dalam presentasi Prof. Ari Purbayanto juga disampaikan bahwa sistem akreditasi kini akan beralih ke platform SAPTO 2.0, yang menuntut kesiapan data dan dokumen digital dari setiap perguruan tinggi. Dengan batas waktu konversi akreditasi terakhir pada akhir Oktober 2025, perguruan tinggi diimbau untuk segera menata ulang sistem penjaminan mutu internalnya.
Menanggapi hal tersebut, eSPMI memberikan fondasi sistematis agar seluruh proses penjaminan mutu, mulai dari evaluasi diri hingga tindak lanjut peningkatan, terdokumentasi dengan baik dan mudah diakses. Hal ini menjadikan eSPMI relevan tidak hanya sebagai alat bantu administrasi, tetapi juga sebagai instrumen strategis dalam menghadapi proses asesmen akreditasi digital di masa mendatang.
Komitmen eCampuz untuk Perguruan Tinggi
Keterlibatan eCampuz dalam kegiatan APTISI ini merupakan bentuk dukungan berkelanjutan terhadap transformasi mutu perguruan tinggi di Indonesia. Melalui teknologi yang adaptif, eCampuz berharap dapat menjadi mitra strategis bagi perguruan tinggi dalam menafsirkan dan menerapkan ketentuan baru Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025 secara lebih mudah dan efektif.
eCampuz meyakini bahwa setiap perguruan tinggi, berapa pun skala dan sumber dayanya, berhak memiliki sistem penjaminan mutu yang efektif, terukur, dan berkelanjutan. Dengan semangat tersebut, eSPMI dikembangkan untuk membantu kampus menata tata kelola mutu yang efisien, terdokumentasi, dan siap menghadapi tuntutan regulasi baru.
Melalui semangat kolaborasi dan inovasi, eCampuz berkomitmen untuk terus mendukung terbangunnya ekosistem pendidikan tinggi yang bermutu, transparan, dan berdaya saing, sejalan dengan arah kebijakan nasional dalam penjaminan mutu pendidikan tinggi.
Menyambut Regulasi Terbaru Terkait Mutu, APTISI 6 Dorong Kampus Perkuat Sistem Penjaminan Mutu