Universitas Hasanuddin (Unhas) terus menapaki perjalanan panjang menuju pengakuan global, dengan langkah-langkah nyata yang kini membuahkan hasil melalui capaian akreditasi internasional di berbagai program studi. Di balik pencapaian itu, tersimpan kisah sinergi antara semangat sivitas akademika, penguatan sistem penjaminan mutu, dan kemitraan strategis yang melahirkan fondasi digital berkelanjutan. Itu semua adalah sebuah perjalanan yang tak sekadar berbicara tentang standar, tetapi tentang budaya mutu yang hidup.
Membangun Fondasi Mutu dari Dalam
Upaya Unhas membangun sistem penjaminan mutu berawal dari kesadaran akan pentingnya tata kelola akademik yang terukur dan terdokumentasi dengan baik. Tim penjaminan mutu kampus ini menegaskan bahwa mutu bukan sekadar syarat akreditasi, melainkan komitmen terhadap peningkatan berkelanjutan. Dari sinilah lahir kebutuhan untuk memperkuat sistem yang dapat mengintegrasikan seluruh aktivitas mutu mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi.
Namun, seiring berjalannya waktu, kebutuhan terhadap sistem yang lebih komprehensif dan dapat diselesaikan dalam durasi pengembangan yang realistis mendorong Unhas untuk menggandeng eCampuz sebagai mitra strategis dalam penerapan digitalisasi SPMI. Melalui kemitraan ini, Unhas menjadi salah satu perguruan tinggi yang mengimplementasikan sistem eSPMI secara terintegrasi untuk mendukung pengelolaan penjaminan mutu di seluruh unit kerja.
Langkah ini menandai titik penting dalam perjalanan transformasi mutu di Unhas. Melalui penggunaan eSPMI, proses pengelolaan dokumen, eviden, serta siklus PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan) dapat dijalankan secara lebih efektif dan transparan. Transformasi digital ini tidak hanya mempermudah proses audit mutu internal, tetapi juga menumbuhkan kebiasaan baru dalam pengelolaan data dan pengambilan keputusan berbasis bukti.
Sinergi Kolaboratif: Kunci di Balik Konsistensi
Konsistensi Unhas dalam pelaksanaan siklus mutu tidak lepas dari sinergi yang terbentuk antara Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pendidikan (LPMPP) Unhas dan tim eCampuz. Sejak awal kemitraan, kedua pihak membangun komunikasi yang terbuka dan berorientasi solusi.
Dalam prosesnya, LPMPP Unhas dikenal sangat kooperatif dan detail dalam memberikan evaluasi terhadap setiap pengembangan fitur yang telah dijalankan. Proses umpan balik berlangsung secara iteratif dan konstruktif, membentuk feedback loop yang memperkaya rancangan sistem dari waktu ke waktu.

Melalui kerja sama ini pula, eSPMI berkembang tidak hanya sebagai alat dokumentasi, tetapi juga sebagai sistem yang mendorong ketertiban, transparansi, dan kesetaraan pemahaman tentang pentingnya budaya mutu di seluruh program studi. Fitur-fitur di dalamnya turut membantu memperkuat penerapan standar internal Unhas, terutama karena masih terdapat variasi tingkat kesungguhan antarprodi dalam melaksanakan Audit Mutu Internal (AMI).
Sejak 2021 hingga kini, Unhas bersama eCampuz terus melakukan pengembangan fitur-fitur di dalam eSPMI. Salah satu inovasi yang dinilai paling bermanfaat adalah fitur untuk mendokumentasikan temuan dan kesesuaian hasil audit di setiap unit. Melalui fitur ini, proses tindak lanjut menjadi lebih terukur dan mudah ditelusuri, sekaligus memperkuat budaya reflektif di lingkungan program studi.
Dokumentasi temuan dan kesesuaian di eSPMI memungkinkan tim LPMPP menyusun portofolio eviden yang terstruktur. Hal tersebut berpeluang jadi nilai tambah saat proses asesmen internasional. Dengan bukti yang terorganisir, prodi dapat menunjukkan perbaikan berkelanjutan secara kronologis, sehingga auditor eksternal mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang praktik mutu di Unhas.
Pendekatan kolaboratif ini bukan hanya memperkuat tata kelola internal, tetapi juga mempercepat kesiapan Unhas dalam memenuhi standar akreditasi internasional. Setiap pembaruan fitur di eSPMI menjadi pijakan bagi prodi-prodi untuk menyiapkan eviden yang lebih sistematis dan terukur.
Mekanisme Budaya Mutu Berkelanjutan Menjadi Fondasi Capaian Internasional
Transformasi mutu yang dikembangkan Universitas Hasanuddin (Unhas) kini berbuah pengakuan di tingkat internasional. Melalui sistem dan budaya mutu yang kokoh, sejumlah program studi Unhas berhasil meraih akreditasi internasional dari lembaga-lembaga bereputasi seperti ASIIN (Accreditation Agency for Degree Programs in Engineering, Informatics, Natural Sciences, and Mathematics), FIBAA (Foundation for International Business Administration Accreditation), serta AUN-QA (ASEAN University Network Quality Assurance).
Capaian ini menandai pengakuan atas kualitas pendidikan Unhas sekaligus mencerminkan keberhasilan kampus dalam menjaga konsistensi mutu melalui pendekatan berbasis data dan evaluasi berkelanjutan. Melalui penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang terintegrasi di tingkat universitas hingga program studi, setiap siklus evaluasi dan perbaikan berjalan lebih terarah, membantu unit kerja memahami posisi serta langkah pengembangannya dengan lebih jelas.
Mutu sebagai Gerakan yang Hidup dan Berdampak pada Perguruan Tinggi Lain di Wilayah Indonesia Timur
Keberhasilan Unhas membangun sistem mutu tidak hanya lahir dari teknologi, melainkan dari kekuatan kolaborasi. Salah satu wujud nyata dari semangat ini adalah inisiatif pembentukan Jejaring SPMI Kawasan Timur Indonesia, yang diresmikan pada 9 November 2023 di Makassar. Jejaring ini diinisiasi oleh Unhas bersama eCampuz sebagai langkah strategis memperluas praktik baik penjaminan mutu ke berbagai perguruan tinggi di wilayah timur Indonesia.
Baca juga: Kolaborasi untuk Penguatan Mutu: Jejaring SPMI Kawasan Timur Indonesia Resmi Dibentuk
Melalui jejaring tersebut, Unhas tidak hanya menjadi pusat pembelajaran, tetapi juga penggerak ekosistem mutu. Forum ini mempertemukan para penggiat SPMI dari berbagai kampus untuk saling berbagi pengalaman, membangun kolaborasi, dan memperkuat kapasitas institusi masing-masing. Semangat yang tumbuh di antara mereka menunjukkan bahwa mutu tidak bisa berjalan sendiri, ia membutuhkan jejaring, dialog, dan kesediaan untuk tumbuh bersama.
Kisah Unhas menjadi contoh nyata bahwa tata kelola mutu yang kuat dapat melahirkan dampak luas tidak hanya bagi institusi, tetapi juga bagi ekosistem pendidikan tinggi di Indonesia. Dari Makassar, semangat ini harapannya dapat menular ke berbagai kampus di kawasan timur, membangun jembatan kolaborasi yang melahirkan gerakan mutu nasional.
Perjalanan Unhas menunjukkan bahwa akreditasi internasional bukanlah garis akhir, melainkan penanda bahwa mutu yang dibangun dengan kesadaran, sistem, dan kolaborasi akan selalu menemukan jalannya menuju pengakuan.
Dan di balik setiap pencapaian itu, ada nilai yang jauh lebih berharga: semangat untuk terus belajar, beradaptasi, dan memberi inspirasi. Selanjutnya, apakah kampus Anda sudah siap menaklukan tantangan global? Pelajari bagaimana eSPMI dapat diadaptasi di kampus Anda.



