Kegiatan webinar yang diadakan oleh Tim eCampuz bekerja sama dengan PT. Kedata Indonesia Digital, membawakan materi talk show terkait data scientist. Umumnya, data scientist identik dan hanya mampu dipelajari oleh kalangan tertentu saja. Namun, Kedata ingin mendobrak stigma tersebut di masyarakat. Melalui webinar tanggal 13 November 2021, Kedata menekankan bahwa data scientist tidak untuk mahasiswa yang mengambil jurusan di bidang Information Technology (IT) saja. Lebih dari itu, founder dari Kedata menjelaskan perjalanan karier dirinya dalam menekuni bidang pekerjaan ini juga tidak terlepas dari proses belajar secara konsisten.

Latar Belakang Founder Kedata

Kedata merupakan sebuah perusahaan rintisan (start-up) berfokus pada big data analytics provider. Dipelopori oleh alumni Magister Jurusan Administrasi Publik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2018, Bapak Ujang Fahmi. Kini beliau adalah CEO di Perusahaan Kedata. Selain memegang peranan penting di Kedata, Bapak Ujang juga turut berpartisipasi sebagai pendidik di Sekolah Data Sains dan Ketera (Sadasa) yang menguasai beberapa bahasa pemrograman seperti R, Julia, dan Python. Bapak Ujang juga berkontribusi dalam membagikan ilmu pengetahuan terkait bidang administratif, sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Silakan akses publikasi beliau melalui Ujang Fahmi: Google Scholar.

Permulaan

Materi dimulai dengan pembahasan singkat tentang langkah awal pembelajaran social data scientist. Dalam profesi pekerjaan, orang-orang yang menguasai bidang IT memanfaatkan kemampuannya terkait sistem komputer serta menguasai dua ilmu, yakni social data science dan data scientist. Seseorang yang memahami ilmu social data science biasanya mempunyai latar keterampilan sistem sosial dan sistem komputerisasi yang baik. Sedangkan data science berfokus pada ilmu yang terkait dengan pengetahuan domain, matematika dan statistik, serta pengembangan software.

 

Perjalanan dan Tantangan

Bapak Ujang menerapkan prinsip bahwa cara terbaik belajar adalah dengan mengajar. Hal tersebut beliau implementasikan pada pengajaran data scientist. Salah satu hasil karyanya adalah platform REGMAP.ID yang dapat diakses secara gratis terkait analisis perundungan (bullying) di Indonesia. Dalam perjalanannya, Bapak Ujang menjelaskan mengenai penerapan enam tahapan selama mempelajari ilmu teknologi. Setiap tahap yang dilalui, para peserta webinar diberikan gambaran bahwa ilmu data scientist dapat dipelajari asalkan tekun dan konsisten.

Enam tahap tersebut mulai dari questioning everything (menanyakan segala hal), learn the basic (pelajari hal dasar), build project (membangun proyek), share your work (membagikan pekerjaan), learn from others (belajar dari orang lain), dan push your boundaries (dorong batasan pada diri sendiri).

Pengajaran data scientist di Indonesia mengalami berbagai macam tantangan. Fakta di lapangan menyatakan  bahwa, pendidikan Indonesia belum terkait dengan lulusan data scientist. Selain itu, belum adanya sertifikasi bagi lulusan data scientist yang diakui secara nasional.

Webinar kali ini dapat memberikan insight bagi siapa saja agar dapat mempelajari data scientist, tanpa mengkhawatirkan latar belakang pendidikan pribadi. Sehingga tidak perlu ada alasan lagi untuk mempelajari bidang tersebut. Tim eCampuz mendedikasikan diri untuk terus mengadakan webinar bermanfaat dan bermakna bagi para mahasiswa. Jika Anda ingin mengikuti acara selanjutnya yang diadakan oleh Tim eCampuz, jangan lupa untuk follow media sosial eCampuz.

Simak videonya: Berkarir sebagai Data Scientist? Tidak Harus dari Jurusan IT