ECAMPUZ.COM – PT Solusi Kampus Indonesia (eCampuz) turut berpartisipasi dalam acara “Init Collaborative Digital Ecosystem“. Acara yang diselenggarakan oleh Biznet Gio ini berlangsung pada tanggal 13 Mei 2024 di Hotel Louise Kienne Pemuda, Semarang, Jawa Tengah. Dengan konsep talk show yang menarik, acara ini berhasil menghadirkan berbagai narasumber yang kompeten di bidang teknologi dan industri digital.
Muhammad Rabiul Akhirin (Roby), Head of Product Development di eCampuz, menjadi salah satu narasumber dalam acara tersebut. Beliau berbagi wawasan mengenai perkembangan terkini dalam dunia IT serta solusi yang dihadirkan oleh eCampuz untuk menjawab kebutuhan industri pendidikan tinggi di Indonesia.
Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh moderator kepada Muhammad Rabiul Akhirin adalah mengenai tantangan yang dihadapi oleh eCampuz dalam membantu perguruan tinggi atau kampus yang masih menggunakan infrastruktur on premise untuk beralih ke teknologi cloud. Menanggapi hal ini, Roby menjelaskan bahwa eCampuz memiliki dua jenis layanan, yaitu eCampuz Cloud untuk layanan cloud dan eCampuz Suite untuk layanan on premise. Menurutnya, mayoritas pelanggan cloud adalah perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa aktif kurang dari 10.000, sementara kampus dengan mahasiswa aktif di atas 10.000 lebih memilih menggunakan layanan on premise.
“Ini merupakan tantangan bagi kami untuk meningkatkan minat kampus dalam menggunakan layanan cloud. Strategi yang kami terapkan adalah memberikan pilihan solusi layanan cloud secara parsial. Artinya, meskipun kampus mungkin sudah memiliki sistem informasi akademik yang memadai dan belum berniat untuk menggantinya, mereka masih membutuhkan berbagai sistem lain seperti pengelolaan keuangan, aset, kepegawaian, riset, hingga sistem untuk penjaminan mutu. Dengan solusi cloud secara parsial ini, kampus dengan berbagai kondisi dan kebutuhan dapat tetap mendapatkan manfaat dan keunggulan dari layanan cloud,” jelas Roby.
Baca juga: Perguruan Tinggi sebagai Badan Layanan Umum (BLU)
Selain itu, Roby juga berbicara mengenai kendala yang dihadapi saat mengembangkan dan mengimplementasikan eCampuz berbasis cloud. Beliau menjelaskan bahwa pemilihan infrastruktur bergantung pada kebutuhan masing-masing perguruan tinggi, menyesuaikan dengan faktor-faktor penentu seperti jumlah mahasiswa, kategori aplikasi yang digunakan, dan pemanfaatan storage. “Kami tidak membatasi provider manapun yang digunakan dalam mengimplementasikan layanan cloud. Pemilihan infrastruktur sangat bergantung pada kebutuhan masing-masing perguruan tinggi, sehingga tidak ada kendala terkait provider. Dalam hal ini, provider manapun dapat digunakan,” tambahnya.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang diskusi yang produktif, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun koneksi dan kolaborasi antar pelaku industri digital. Dengan partisipasi aktif dari eCampuz, diharapkan dapat terus mendorong terciptanya ekosistem digital yang lebih kolaboratif dan inovatif di masa mendatang.